ANALISIS REGRESI SEDERHANA
Nama : La Siandi
NPM : 17 630 019
Analisis Regresi Sederhana
Analisis
Regresi Sederhana adalah sebuah metode pendekatan untuk pemodelan hubungan
antara satu variabel dependen dan satu variabel independen. Dalam model
regresi, variabel independen menerangkan variabel dependennya. Dalam analisis
regresi sederhana, hubungan antara variabel bersifat linier, dimana perubahan
pada variabel X akan diikuti oleh perubahan pada variabel Y secara tetap.
Sementara pada hubungan non linier, perubahaan variabel X tidak diikuti dengan
perubahaan variabel y secara proporsional. seperti pada model kuadratik,
perubahan x diikuti oleh kuadrat dari variabel x. Hubungan demikian tidak
bersifat linier.
Secara
matematis model analisis regresi linier sederhana dapat digambarkan sebagai
berikut:
Y = A +
BX + e
Y adalah
variabel dependen atau respon
A adalah
intercept atau konstanta
B adalah
koefisien regresi atau slope
e adalah
residual atau error
Secara
praktis analisis regresi linier sederhana memiliki kegunaan sebagai berikut:
1. Model
regresi sederhana dapat digunakan untuk forecast atau memprediksi nilai Y.
Namun sebelum melakukan forecasting, terlebih dahulu harus dibuat model atau
persamaan regresi linier. Ketika model yang fit sudah terbentuk maka model
tersebut memiliki kemampuan untuk memprediksi nilai Y berdasarkan variabel Y
yang diketahui. Katakanlah sebuah model regresi digunakan untuk membuat
persamaan antara pendapatan (X) dan konsumsi (Y). Ketika sudah diperoleh model
yang fit antara pendapatan dengan konsumsi, maka kita dapat memprediksi berapa
tingkat konsumsi masyarakat ketika kita sudah mengetahui pendapatan masyarakat.
2.
Mengukur pengaruh variabel X terhadap variabel Y. Misalkan kita memiliki satu
serial data variabel Y, melalui analisis regresi linier sederhana kita dapat
membuat model variabel-variabel yang memiliki pengaruh terhadap variabel Y.
Hubungan antara variabel dalam analisis regresi bersifat kausalitas atau sebab
akibat. Berbeda halnya dengan analisis korelasi yang hanya melihat hubungan asosiatif
tanpa mengetahui apa variabel yang menjadi sebab dan apa variabel yang menjadi
akibat.
Model
regresi linier sederhana yang baik harus memenuhi asumsi-asumsi berikut:
1.
Eksogenitas yang lemah, kita harus memahami secara mendasar sebelum menggunakan
analisis regresi bahwa analisis ini mensyaratkan bahwa variabel X bersifat
fixed atau tetap, sementara variabel Y bersifat random. Maksudnya adalah satu
nilai variabel X akan memprediksi variabel Y sehingga ada kemungkinan beberapa
variabel Y. dengan demikian harus ada nilai error atau kesalahan pada variabel
Y. Sebagai contoh ketika pendapatan (X) seseorang sebesar Rp 1 juta rupiah,
maka pengeluarannya bisa saja, Rp 500 ribu, Rp 600 ribu, Rp 700 ribu dan
seterusnya.
2.
Linieritas, seperti sudah dijelaskan sebelumnya bahwa model analisis regresi
bersifat linier. artinya kenaikan variabel X harus diikuti secara proporsional
oleh kenaikan variabel Y. Jika dalam pengujian linieritas tidak terpenuhi, maka
kita dapat melakukan transformasi data atau menggunakan model kuadratik,
eksponensial atau model lainnya yang sesuai dengan pola hubungan non-linier.
3.
Varians error yang konstan, ini menjelaskan bahwa varians error atau varians
residual yang tidak berubah-ubah pada respon yang berbeda. asumsi ini lebih
dikenal dengan asumsi homoskedastisitas. Mengapa varians error perlu konstan?
karena jika konstan maka variabel error dapat membentuk model sendiri dan
mengganggu model. Oleh karena itu, penanggulangan permasalahan
heteroskedastisitas/non-homoskedastisitas dapat diatasi dengan menambahkan
model varians error ke dalam model atau model ARCH/GARCH.
4.
Autokorelasi untuk data time series, jika kita menggunakan analisis regresi
sederhana untuk data time series atau data yang disusun berdasarkan urutan
waktu, maka ada satu asumsi yang harus dipenuhi yaitu asumsi autokorelasi.
Asumsi ini melihat pengaruh variabel lag waktu sebelumnya terhadap variabel Y.
Jika ada gangguan autokorelasi artinya ada pengaruh variabel lag waktu
sebelumnya terhadap variabel Y. sebagai contoh, model kenaikan harga BBM
terhadap inflasi, jika ditemukan atukorelasi artinya terdapat pengaruh lag
waktu terhadap inflasi. Artinya inflasi hari ini atau bulan ini bukan
dipengaruhi oleh kenaikan BBM hari ini namun dipengaruhi oleh kenaikan BBM
sebelumnya (satu hari atau satu bulan tergantung data yang dikumpulkan).
Comments
Post a Comment