TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL
Nama : La Siandi
NPM : 17 630 019
Teknik Pengambilan Sampel
– Sampel merupakan
bagian populasi penelitian yang digunakan untuk memperkirakan hasil dari suatu
penelitian. Sedangkan teknik sampling adalah bagian dari metodologi statistika
yang berkaitan dengan cara-cara pengambilan sampel.
Pengertian sampling atau metode pengambilan sampel menurut penafsiran
beberapa ahli . Beberapa diantarnya adalah sebagai berikut;
- Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel
- Teknik sampling adalah cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data sebenarnya, dengan memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang representatif
Sampling mempunyai beberapa tahapan serta tujuan. Beberapa diantaranya
adalah sebagai berikut:
Tujuan
Pengambilan Sampel;
- Populasi terlalu banyak atau jangkauan terlalu luas sehingga tidak memungkinkan dilakukan pengambilan data pada seluruh populasi.
- Keterbatasan tenaga, waktu, dan biaya.
- Adanya asumsi bahwa seluruh populasi seragam sehingga bisa diwakili oleh sampel.
Tahapan
Pengambilan Sample diantaranya;
- Mendefinisikan populasi yang akan diamati
- Menentukan kerangka sampel dan kumpulan semua peristiwa yang mungkin
- Menentukan teknik atau metode sampling yang tepat
- Melakukan pengambilan sampel (pengumpulan data)
- Melakukan pemeriksaan ulang pada proses sampling
Cara Pengambilan Sampel
bermacam-macam
tergantung jenis penelitian yang akan dilakukan. Secara garis besar, metode
pengambilan sampel terdiri dari 2 kelas besar yaitu
- Probability Sampling (Random Sample)
- Non- Probability
Sampling (Non-Random Sample).
Kedua jenis tersebut terdiri dari pengambilan secara acak dan
pengambilan sampel tidak acak. Kedua jenis ini juga memiliki sub – sub lain
yang diantaranya adalah purposive sampling, snowball samping, cluster
sampling dll.
Probability sampling adalah Metode pengambilan sampel secara random atau
acak. Dengan cara pengambilan sampel ini. Seluruh anggota populasi diasumsikan
memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi sampel penelitian. Metode
ini terbagi menjadi beberapa jenis yang lebih spesifik, antara lain:
1. Pengambilan Sampel
Acak Sederhana (Simple Random Sampling)
Pengambilan sampel acak sederhana disebut juga Simple Random
Sampling. teknik penarikan sampel menggunakan cara ini memberikan
kesempatan yang sama bagi setiap anggota populasi untuk menjadi sampel
penelitian. Cara pengambilannya menggunakan nomor undian.
Terdapat 2 pendapat mengenai metode pengambilan sampel acak sederhana.
Pendapat pertama menyatakan bahwa setiap nomor yang terpilih harus dikembalikan
lagi sehingga setiap sampel memiliki prosentase kesempatan yang sama. Pendapat
kedua menyatakan bahwa tidak diperlukan pengembalian pada pengambilan sampel
menggunakan metode ini. Namun, metode yang paling sering digunakan adalah Simple
Random Sampling dengan pengembalian.
Kelebihan metode ini yaitu dapat mengurangi bias dan dapat mengetahui standard
error penelitian. Sementara kekurangannya yaitu tidak adanya jaminan bahwa
sampel yang terpilih benar-benar dapat merepresentasikan populasi yang
dimaksud.
Contoh Pengambilan Sampel Metode Acak Sederhana:
Dalam suatu penelitian dibutuhkan 30 sampel, sedangkan populasi penelitian berjumlah 100 orang. Selanjutnya peneliti membuat undian untuk mendapatkan sampel pertama.
Dalam suatu penelitian dibutuhkan 30 sampel, sedangkan populasi penelitian berjumlah 100 orang. Selanjutnya peneliti membuat undian untuk mendapatkan sampel pertama.
Setelah mendapatkan sampel pertama, maka nama yang terpilih dikembalikan
lagi agar populasi tetap utuh sehingga probabilitas responden berikutnya tetap
sama dengan responden pertama. Langkah tersebut kembali dilakukan hingga jumlah
sampel memenuhi kebutuhan penelitian.
2. Pengambilan Sampel
Acak Sistematis (Systematic Random Sampling)
Metode pengambilan sampel acak sistematis menggunakan interval dalam
memilih sampel penelitian. Misalnya sebuah penelitian membutuhkan 10 sampel
dari 100 orang, maka jumlah kelompok intervalnya 100/10=10. Selanjutnya
responden dibagi ke dalam masing-masing kelompok lalu diambil secara acak tiap
kelompok.
Contoh Sampel Acak Sistematis adalah pengambilan sampel pada setiap
orang ke-10 yang datang ke puskesmas. Jadi setiap orang yang datang di urutan
10,20,30 dan seterusnya maka itulah yang dijadikan sampel penelitian.
3. Pengambilan Sampel
Acak Berstrata (Stratified Random Sampling)
Metode Pengambilan sampel acak berstrata mengambil sampel berdasar
tingkatan tertentu. Misalnya penelitian mengenai motivasi kerja pada manajer
tingkat atas, manajer tingkat menengah dan manajer tingkat bawah. Proses
pengacakan diambil dari masing-masing kelompok tersebut.
4. Pengambilan Sampel
Acak Berdasar Area (Cluster Random Sampling)
Cluster Sampling adalah teknik sampling secara berkelompok. Pengambilan
sampel jenis ini dilakukan berdasar kelompok / area tertentu. Tujuan metode Cluster
Random Sampling antara lain untuk meneliti tentang suatu hal pada bagian-bagian
yang berbeda di dalam suatu instansi.
Misalnya, penelitian tentang kepuasan pasien di ruang rawat inap, ruang
IGD, dan ruang poli di RS A dan lain sebagainya.
5. Teknik Pengambilan
Sampel Acak Bertingkat (Multi Stage Sampling)
Proses pengambilan sampel jenis ini dilakukan secara bertingkat. Baik
itu bertingkat dua, tiga atau lebih.
Misalnya -> Kecamatan -> Gugus -> Desa -> RW – RT
1. Purposive Sampling
Purposive Sampling adalah teknik sampling yang cukup sering
digunakan. Metode ini menggunakan kriteria yang telah dipilih oleh peneliti
dalam memilih sampel. Kriteria pemilihan sampel terbagi menjadi kriteria
inklusi dan eksklusi.
Kriteria inklusi merupakan kriteria sampel yang diinginkan peneliti
berdasarkan tujuan penelitian. Sedangkan kriteria eksklusi merupakan kriteria
khusus yang menyebabkan calon responden yang memenuhi kriteria inklusi harus
dikeluarkan dari kelompok penelitian. Misalnya, calon responden mengalami
penyakit penyerta atau gangguan psikologis yang dapat memengaruhi hasil
penelitian.
Contoh Purposive Sampling: penelitian tentang nyeri pada pasien
diabetes mellitus yang mengalami luka pada tungkai kaki. Maka kriteria inklusi
yang dipakai antara lain:
- Penderita Diabetes Melitus dengan luka gangrene (luka pada tungkai kaki)
- Usia 18-59 tahun
- Bisa membaca dan menulis
Kriteria eksklusi:
- Penderita Diabetes Melitus yang memiliki penyakit penyerta lainnya seperti gangguan ginjal, gagal jantung, nefropati, dan lain sebagainya.
- Penderita Diabetes Melitus yang mengalami gangguan kejiwaan.
2. Snowball Sampling
Snowball Sampling adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan
wawancara atau korespondensi. Metode ini meminta informasi dari sampel pertama
untuk mendapatkan sampel berikutnya, demikian secara terus menerus hingga
seluruh kebutuhan sampel penelitian dapat terpenuhi.
Metode pengambilan sampel Snowball atau Bola salju ini
sangat cocok untuk penelitian mengenai hal-hal yang sensitif dan membutuhkan
privasi tingkat tinggi, misalnya penelitian tentang kaum waria, penderita HIV, dan
kelompok khusus lainnya.
3. Accidental Sampling
Pada metode penentuan sampel tanpa sengaja (accidental)
ini, peneliti mengambil sampel yang kebetulan ditemuinya pada saat itu.
Penelitian ini cocok untuk meneliti jenis kasus penyakit langka yang sampelnya
sulit didapatkan.
Contoh penggunan metode ini, peneliti ingin meneliti tentang penyakit
Steven Johnson Syndrom yaitu penyakit yang merusak seluruh mukosa atau lapisan
tubuh akibat reaksi tubuh terhadap antibiotik.
Kasus Steven Johnson Syndrome ini cukup langka dan sulit
sekali menemukan kasus tersebut. Dengan demikian, peneliti mengambil sampel
saat itu juga, saat menemukan kasus tersebut. Kemudian peneliti melanjutkan
pencarian sampel hingga periode tertentu yang telah ditentukan oleh peneliti.
Tehnik pengambilan sampel dengan cara ini juga cocok untuk penelitian
yang bersifat umum, misalnya seorang peneliti ingin meneliti kebersihan Kota
Bandung. Selanjutnya dia menanyakan tentang kebersihan Kota Bandung pada warga
Bandung yang dia temui saat itu.
4. Quota Sampling
Metode pengambilan sampel ini disebut juga Quota Sampling. Tehnik
sampling ini mengambil jumlah sampel sebanyak jumlah yang telah ditentukan
oleh peneliti. Kelebihan metode ini yaitu praktis karena sampel penelitian
sudah diketahui sebelumnya, sedangkan kekurangannya yaitu bias penelitian cukup
tinggi jika menggunakan metode ini.
Teknik pengambilan sampel dengan cara ini biasanya digunakan pada
penelitian yang memiliki jumlah sampel terbatas. Misalnya, penelitian pada
pasien lupus atau penderita penyakit tertentu. Dalam suatu area terdapat 10
penderita lupus, maka populasi tersebut dijadikan sampel secara keseluruhan ,
inilah yang disebut sebagai Total Quota Sampling.
5. Teknik Sampel Jenuh
Teknik Sampling Jenuh adalah teknik penentuan sampel yang menjadikan
semua anggota populasi sebagai sampel. dengan syarat populasi yang ada kurang
dari 30 orang.
Comments
Post a Comment